Makalah Virus
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menurut para ahli biologi, virus merupakan
organisme peralihan antara makhluk hidup
dan benda mati. Dikatakan peralihan karena virus mempunyai ciri-ciri makhluk hidup, misalnya mempunyai
DNA (asam deoksiribonukleat) dan dapat berkembang biak pada sel hidup. Memiliki
ciri-ciri benda mati seperti tidak memiliki protoplasma dan dapat dikristalkan.
Para penemu virus antara lain D. Iwanoski (1892) pada tanaman tembakau,
dilanjutkan M. Beijerinck (1898), Loffern dan Frooch (1897) menemukan dan
memisahkan virus penyebab penyakit mulut dan kaki (food and mouth diseases),
Reed (1900) berhasil menemukan virus penyebab kuning (yellow fever), Twort dan
Herelle (1917) penemu Bakteriofage, Wendell M. Stanley (1935) berhasil
mengkristalkan virus mosaik pada tembakau.
Pengetahuan tentang virus terus berkembang sampai
lahir ilmu cabang biologi yang mempelajari virus disebut virology (Isthyqamah,
2012). Virologi sering dianggap bagian mikrobiologi atau patologi. Virologi
adalah studi tentang virus. Virus muncul dari materi non-hidup, secara terpisah
dari dan secara paralel untuk bentuk-bentuk kehidupan lain, mungkin dalam
bentuk self-reproducing RNA ribozymes mirip dengan viroid.
Virus yang muncul dari sebelumnya, lebih kompeten
selular bentuk kehidupan yang menjadi parasit untuk sel inang dan kemudian
kehilangan banyak fungsi mereka; contoh seperti prokariota parasit kecil adalah
mikoplasma dan Nanoarchaea. Takson di virologi tidak selalu monofiletik.
Laporan terbaru oleh Komite Internasional taksonomi virus (2005) daftar 5450
virus, diselenggarakan di lebih dari 2.000 spesies, 287 genera, 73 keluarga dan
3 perintah (Hasyyati, 2014). Disadari bahwa betapa pentingnya mempelajari tentang
virus maka dari itu melatarbelakangi kelompok kami untuk mebahasas topik
tentang Karakteristik dan Reproduksi Virus.
1.2.
Rumusan Masalah
a.
Apa yang di maksud dengan virus?
b.
Bagaimana struktur dan anatomi virus?
c.
Bagaimana virus bereproduksi?
d.
Bagaimana
klasifikasi virus?
e.
Bagaimana peranan virus dalam kehidupan?
f.
Apakah yang dimaksud anti virus?
g.
Bagaimana cara mencegah dan cara pengobatannya?
1.3.
Tujuan Masalah
a.
Untuk mengetehui devinisi virus
b.
Untuk mengetahui struktur dan anatomi virus
c.
Untuk mengetahui reproduksi virus
d.
Untuk mengetahui klasifikasi virus
e.
Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan
f.
Untuk mengetahui anti virus
g.
Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatannya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang
menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam
material hidup dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup karena
virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Istilah
virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Biasanya
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas
protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya (Naibaho, 2011). Virus adalah peralihan antara
mahluk hidup dan mahluk tak hidup. Sampai sekarang masih belum bisa ditentukan
apakah virus termasuk kedalam mahluk hidup atau virus termasuk kedalam benda
mati, ada juga yang berpentdapat bahwa virus adalah peralihan antar mahluk hidup dan benda mati (Mousir, 2012).
Virus
sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau) (Istamar, 2007).
2.2. Struktur Dan Anatomi Virus
Virus
merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.Ukurannya lebih kecil daripada
bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.Virus
terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan
virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. (Nugroho, 2003).
Asam
nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.Genom virus dapat terdiri dari
DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai
tunggal.Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal
atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil
sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus
hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA
yang beruntai tunggal. (Wesley, 1990)
Bahan
genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.Protein yang menjadi
lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.Bergantung pada tipe virusnya, kapsid
bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih
kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.Kapsid
terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer. (Wesley, 1990)
Partikel
lengkap virus disebut virion.Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,
sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme
penginfeksian sel inang.
2.2.1.
Ukuran Tubuh Virus
Ukuran virus berkisar antara
20 – 300 nanometer (nm). 1 nanometer = 1/1.000.000.000 meter
atau 10-9 m. rata-rata ukuran virus adalah 50 kali lebih
kecil daripada bakteri. Jika bakteri
baru dapat diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 1.000
kali maka untuk mengamati virus dibutuhkan mikroskop dengan perbesaran yang
jauh lebih besar lagi. Sehingga untuk mengamati virus dibutuhkan mikroskop
elektron yang mampu memperbesar objek 200.000 – 400.000 kali. Untuk
lebih tahu mengenai mikroskop dan jenisnya silahkan kalian baca artikel tentang
pengertian, jenis, bagian dan fungsi serta cara menggunakan mikroskop.
Virus yang
berukuran 25 nm dijumpai pada virus Poliomylitis (virus
penyebab polio). Sedangkan virus yang berukuran sekitar 100 nm adalah
Bacteriofag atau virus T (Bacteriophage atau phage),
yaitu virus yang menyerang bakteri Escherichia coli. Sedangkan
virus yang berukuran paling besar sekitar 300 nm contohnya adalah virus mosaik
tembakau atau TMV (Tobacco Mosaic Virus).
2.2.2.
Struktur Tubuh dan Fungsinya
a. Kepala Virus
Bagian
kepala virus terdiri atas kapsid dan asam nukleat. Kapsid merupakan selubung
protein yang berfungsi sebagai pemberi bentuk pada virus, melindungi asam
nukleat virus dari kerusakan, misalnya oleh enzim pencernaan (nuklease) serta
berfungsi untuk menyediakan protein enzim untuk menembus membran sel inang
ketika melakukan infeksi. Protein
penyusun kapsid disebut kapsomer. Kapsid berisi asam
nukleat yang disebut nukleokapsid.
Asam nukleat merupakan substansi
genetik yang berfungsi untuk membawa kode pewarisan sifat virus. Setiap jenis
virus hanya tersusun atas satu jenis asam nukleat yaitu DNA atau RNA saja. Contohnya
adalah bakteriofag dan virus cacar yang asam nukleatnya adalah DNA serta virus
influenza dan HIV yang asam nukleatnya adalah RNA.
b. Leher Virus
Tidak
semua jenis virus memiliki leher. Hanya virus yang berbentuk kompleks saja yang
memiliki leher. Bagian leher virus terdiri atas leher dan juga kerah (collar), leher virus
berfungsi sebagai tempat menyangga kepala virus.
c. Ekor Virus
Ekor
merupakan bagian tubuh virus yang penting untuk melekatkan diri dengan sel
inang serta memasukkan materi genetik virus ke dalam sel inang tersebut. Bagian
ekor virus terdiri atas selubung ekor, serabut ekor, lempeng dasar dan juga
jarum penusuk.
Selubung ekor berfungsi untuk
menginjeksi DNA virus ke dalam sel hospes dan juga tempat penghubung antara
kepala virus dan lempeng dasar virus. Lempeng
dasar berfungsi
sebagai tempat melekatnya serabut ekor dan jarum penusuk. Serabut
ekor berfungsi
sebagai penerima rangsangan (reseptor) dan juga untuk menempel pada sel inang.
Dan jarum
penusuk berfungsi
untuk melubangi sel inang agar DNA virus dapat masuk ke sel inang.
2.2.3.
Macam-macam
Bentuk Virus
Bentuk virus sangat bervariasi, misalnya berbentuk seperti bola
(isometrik), bentuk oval, bentuk batang, berbentuk jarum, bentuk tangkai
memanjang/filamen, berbentuk seperti huruf T dan bentuk seperti berudu katak
(mempunyai bentuk seperti kepala dan ekor. Untuk
memudahkan identifikasi virus, bentuk virus dikelompokkan menjadi empat
kelompok utama, yaitu sebagai berikut:
a.
Virus bentuk spiral (helical)
Virus berbentuk spiral atau batang dijumpai pada virus
mosaik tembakau (TMV). Virus berbentuk ikosahedron (poligon 20 sisi) atau
polihedral dijumpai pada virus Adenovirus (penyebab demam). Virus
terkecil biasanya berbentuk ikosahedron yang berukuran antara 18 – 20
nanometer.
b.
Virus bentuk ikosahedron (polyhedral)
Sesuai dengan namanya, virus ini berbentuk ikosahedron
(bentuk tiga dimensi yang memiliki 20 sisi). Bentuk ini sangat mudah
dikenali karena bentuknya yang simetris. Contoh virus dengan bentuk kapsid ini adalah virus demam dengue (DENV) dan virus penyakit kuku dan mulut (FMDV).
c.
Virus berpelindung (enveloped)
Virus berpelindung mempunyai pelindung (pembungkus) luar dari
lipoprotein, glikoprotein atau kombinasi lipoprotein dan glikoprotein dan
biasanya berbentuk bulat atau bola dengan diameter antara 60 – 300
nanometer. Virus berpelindung sering disebut juga virus berbentuk bola
contohnya adalah virus Influenza.
d. Virus
bentuk kompleks (complex)
Virus berbentuk kompleks ini memiliki struktur tubuh yang
lengkap seperti kepala, leher, dan ekor. Virus kompleks sering juga
disebut virus berbentuk huruf T contohnya adalah Bakteriofage (virus pemakan
bakteri).
2.2.4.
Ciri-ciri
Virus
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Virus
bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
b. Virus
berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20
mµ – 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan
mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
c. Virus
hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
d. Virus
umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada
yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk
seperti kecebong dengan “kepala” oval dan “ekor” silindris.
e. Tubuh
virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan
serabut ekor.
f. virus
memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
g. Virus
hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada
bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
h. Virus
tidak dapat membelah diri.
i. Virus
tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat
dikristalkan. (Istamar, 2007)
2.2.5.
Cara Hidup
Virus
Bagaimanakah cara hidup virus ? Virus hanya bisa
hidup di dalam sel hidup organisme tertentu yang cocok sehingga virus juga
disebut parasit intraseluler obligat.
Bila sel hidup yang ditumpanginya mati, maka virus pun akan mati karena tidak
bisa hidup tanpa sel hidup tempat menumpang. Sel hidup yang ditumpangi virus
disebut sel inang. Sel inang dapat berupa
organisme monoseluler maupun multiseluler; mulai dari
bakteri, jamur, protozoa, tumbuhan, hewan, hingga manusia. (Wesley,
1990).
Virus yang terisolasi dari sel inangnya tidak
akan mampu hidup lama, apalagi bereproduksi. Apa sebabnya ? Hal ini dikarenakan
virus tidak mempunyai enzim untuk melakukan metabolisme sendiri dan juga tidak
memiliki ribosom untuk menyintesis protein. Virus yang terisolasi hanya
merupakan paket-paket berisi gonom yang berpindah dari satu sel inang ke sel
inang lainnya yang cocok. Cara virus mengidentifikasi sel inang adalah dengan
menggunakan kesesuaian (lock and key).
(Wesley, 1990).
Jenis sel yang dapat ditumpangi oleh virus
disebut kisaran inang. Virus memiliki
kisaran inang yang cukup luas, misalnya virus flu burung, virus ini dapat
menginfeksi golongan Aves, babi, dan manusia. Virus rabies dapat menginfeksi
sejumlah spesies mamalia. Namun demikian, ada beberapa virus memiliki kisaran
inang yang sempit, misalnya bakteriofag yang hanya dapat menginfeksi bakteri Escherichia coli.
Virus yang menyerang sel eukariota (sel yang
mempunyai membran inti) biasanya hanya menyerang jaringan-jaringan
tertentu. Contohnya adalah virus HIV yang hanya menyerang sel darah putih
tertentu yang disebut T CD4. Contoh lain adalah virus influenza yang hanya
menyerang sel-sel pada permukaan saluran pernapasan, sedangkan jaringan lain
tidak diserang.
Cara penularan virus dari suatu sel inang ke sel
inang yang lainnya dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung.
Penularan virus secara langsung dapat terjadi melalui udara,
air, lendir, darah, dan media lain. Sebagai contoh, penularan virus
yang menyebabkan penyakit polio, herpes, pilek, dan campak.
Sementara penularan virus secara tidak langsung dapat terjadi melalui vektor
(hospes perantara). Contohnya, Flavivirus (virus
dengue) yang merupakan virus penyebab penyakit demam kuning atau demam berdarah
pada manusia, virus ini membutuhkan vektor nyamuk Aedes aegypti; Togavirus yang merupakan penyebab penyakit
ensefalitis (peradangan otak) juga ditularkan oleh nyamuk. Beberapa virus yang
dapat menyebabkan penyakit pada tanaman umumnya menular melalui vektor serangga.
(Wesley, 1990).
2.3. Reproduksi Virus
2.3.1.
Siklus Litik (Lisis)
Siklus litik adalah siklus reproduksi
atau replikasi virus yang menyebabkan kematian sel inang pada akhir prosesnya.
Istilah litik mengacu pada fase pelepasan virus di akhir proses replikasi yang
membuat sel inang pecah dan hancur.Virus-virus
yang hanya dapat mereplikasi dirinya melalui siklus litik disebut virus
virulen. Berikut ini penjelasan dari tahapan reproduksi virus yang dilakukan
melalui siklus litik.
a. Fase Adsorbsi
Di fase ini, ekor virus melalui
serabut yang dimilikinya mulai menempel pada dinding sel bakteri. Penempelan
virus dapat terjadi karena ia memiliki daerah tertentu pada ujung ekornya yang
disebut reseptor. Penempelan virus pada sel bakteri bersifat khas, artinya hanya
dapat dilakukan oleh virus tertentu sehingga jenis virus lain tidak dapat
melakukannya. Adapun setelah menempel, enzim lisozim kemudian akan dikeluarkan
virus untuk menghancurkan dinding sel sehingga virus dapat masuk ke dalam sel
tersebut. (Istamar, 2007).
b. Fase Penetrasi
Fase penetrasi dilakukan
setelah dinding sel inang hancur. DNA virus akan masuk ke dalam sel inang
melalui penambatan lempeng ujung, kontraksi, dan penusukan pasak.bagian tubuh
virus yang masuk ke dalam sel inang hanyalah asam nukleatnya saja. Kapsid akan
tetap ada di luar dinding sel dan akan terlepas dengan sendirinya setelah tidak
berguna lagi. (Istamar, 2007).
c. Fase Sintesis
Enzim lisozim yang disintesis
virus selain dapat menghancurkan dinding sel, juga dapat menghancurkan DNA sel
inang. Proses ini membuat sintesis DNA bakteri berhenti. DNA bakteri kemudian
digantikan oleh DNA virus, sehingga DNA virus mengendalikan secara penuh
kehidupan dari sel bakteri. Pada fase inilah virus mereplikasi dirinya secara
berulang. DNA virus mengendalikan sintesis DNA dan protein sel inang untuk
kemudian dijadikan kapsid virus baru. (Istamar, 2007).
d. Fase Perakitan
Di fase ini, bagian tubuh virus
antara kepala, ekor, dan serabut ekor yang masih terpisah-pisah akan mengalami
perakitan menjadi sebuah kapsid yang utuh. Kapsid utuh yang terbentuk kemudian
diisi oleh DNA atau RNA virus sehingga proses reproduksi virus berhasil
menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai
100-200 buah. (Istamar, 2007).
e. Fase Lisis
Kerja enzim lisosom bukan hanya
untuk melubangi dinding sel inang saja. Secara simultan, enzim ini juga membuat
dinding sel akan mengalami perpecahan di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya
dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap
melakukan replikasi ulang dengan menemukan sel inang baru. Proses pelepasan
virus baru dalam fase ini dapat kita amati menggunakan mikroskop gelap.
(Istamar, 2007).
2.3.2. Siklus Lisogenik
Siklus
lisogenik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang tidak menyebabkan
kematian sel inang pada akhir prosesnya. Setelah adsorbsi dan injeksi, DNA
virus akan berintegrasi dengan kromosom bakteri secara profage. Sintesis DNA
bakteri tidak dapat langsung dilakukan virus karena bakteri masih mempunyai
imunitas. Setelah imunitas bakteri hilang, DNA virus barulah dapat
mengendalikan DNA bakteri. Pada tahapan ini, proses replikasi virus akan
terjadi seperti siklus litik. Secara lebih lengkap, berikut ini 7 tahapan
proses reproduksi virus melalui siklus lisogenik. (Istamar, 2007).
- Fase absorpsi dan infeksi: Terjadi dimana virus menempel pada dinding sel inang.
- Fase penetrasi atau injeksi : Terjadi dimana fag virus masuk ke dalam sel bakteri.
- Fase penggabungan : Terjadi saat DNA virus dan DNA bakteri bergabung membentuk suatu profag. Dalam bentuk ini, hanya terdapat minimal 1 gen aktif yang berfungsi mengkodekan protein reseptor.
- Fase replikasi : terjadi saat profag membelah. Sel bakteri yang membelah akan menghasilkan 2 sel bakteri yang masing-masing mengandung profag. Semakin sering bakteri melakukan pembelahan sel, maka akan semakin banyak pula virus yang dihasilkan.
- Fase sintesis: Enzim lisozim yang disintesis virus selain dapat menghancurkan dinding sel, juga dapat menghancurkan DNA sel inang. Proses ini membuat sintesis DNA bakteri berhenti. DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA virus, sehingga DNA virus mengendalikan secara penuh kehidupan dari sel bakteri. Pada fase inilah virus mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus mengendalikan sintesis DNA dan protein sel inang untuk kemudian dijadikan kapsid virus baru.
- Fase perakitan : Di fase ini, bagian tubuh virus antara kepala, ekor, dan serabut ekor yang masih terpisah-pisah akan mengalami perakitan menjadi sebuah kapsid yang utuh. Kapsid utuh yang terbentuk kemudian diisi oleh DNA atau RNA virus sehingga proses reproduksi virus berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah.
- Fase lisis: Kerja enzim lisosom bukan hanya untuk melubangi dinding sel inang saja. Secara simultan, enzim ini juga membuat dinding sel akan mengalami perpecahan di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan menemukan sel inang baru. Proses pelepasan virus baru dalam fase ini dapat kita amati menggunakan mikroskop gelap. (Istamar, 2007).
2.4. Klasifikasi Virus
Virus dikelompokkan berdasar sifat
mereka bukan sel-sel indukan yang diinfeksi. Kriteria utama pada klasifikasi
jenis asam nukleat DNA atau RNA. Klasifikasi dengan mekanisme sintesis mRNA
dikenal sebagai klasifikasi Baltimore, seseorang yang memenangkan nobel Nobel .
Menurut
Baltimore semua virus memiliki mRNA strain positif dari genomnya untuk
memproduksi protein dan bereplikasi. Klasifikasi ini terbagi menjadi tujuh
kelas. Virus yang tegolong pada kelas I sampai kelas V melakukan reproduksi
secara replikasi, sedangkan virus kelas VI melakukan secara transkripsi balik.
Kelompok 1 :
Virus DNA rantai ganda.
Kelompok 2 :
Virus DNA rantai tunggal.
Kelompok 3 :
Virus RNA rantai ganda.
Kelompok 4 :
Virus RNA rantai tunggal positif.
Kelompok 5 :
Virus RNA rantai tunggal negatif.
Kelompok 6 :
Virus RNA transkripsi balik.
Kelompok 7 :
Virus DNA transkripsi balik. (Istamar, 2007)
Kelas
|
Asam Nukleat
|
Cara Reproduksi
|
Contoh
|
I
|
DNAug
|
Replikasi
|
Virus Herper, Adenovirus
|
II
|
DNAut (+)
|
Replikasi
|
Virus MVM,M13
|
III
|
RNAug
|
Replikasi
|
Reovirus
|
IV
|
RNAut (+)
|
Replikasi
|
Virus Polio, Penyakit
Kuku dan Mulut Ternak
|
V
|
RNAut (-)
|
Replikasi
|
Virus Rabies
|
VI
|
RNAut (+)
|
Transkripsi Balik
|
Virus Tetelo, Virus
Leukimia, Virus AIDS
|
VII
|
DNAug*
|
Transkripsi Balik
|
Hepadna Virus
|
Keterangan
:
ug = utas
ganda
ut = utas
tunggal
(+) = basa
utas tunggal homolog dengan basa mRNA
(-) = basa
utas tunggal kompletenten (ante parallel) terhadap mRNA
)* = utas
ganda dengan perantara RNA
2.5. Peranan
Virus Dalam Kehidupan
Virus memiliki fase daur hidup lisogenik, artinya DNA virus tersebut
bergabung dengan DNA bakteri sehingga dalam DNA bakteri terdapat kandungan DNA
virus (ada materi genetik virus pada bakterinya). Apabila dalam DNA
virus terdapat kandungan bakteri A, maka ketika mengikuti fase lisogenik dan
menginfeksi bakteri B, akan dihasilkan DNA virus dan DNA bakteri pertama dalam
bakteri B (DNA keduanya ditemukan pada tubuh bakteri B). Perlu diketahui bahwa
DNA adalah suatu materi genetik yang berperan penting dalam menentukan sifat
pada makhluk hidup. Banyak yang tidak
kita ketahui mengenai peranan virus yang dapat menguntungkan serta merugikan
manusia, pada umumnya banyak yang mengetahui bahwa virus hanya akan merugikan
manusia saja.
Berikut adalah penjelasan mengenai peranan virus yang menguntungkan dan
merugikan makhluk hidup :
2.5.1. Virus yang Menguntungkan
Banyak yang tidak mengetahui bahwa virus yang masuk kedalam
organ tubuh makhluk hidup ternyata dapat menguntungkan di dalam tubuh manusia
yang dapat menghindari kerusakan pada organ tubuh manusia dan tidak memberikan
pengaruh efek samping yang dapat merugikan manusia. Berikut adalah penjelasan mengenai virus yang menguntungkan bagi
manusia :
a.
Membuat Vaksin
Patogen di dalam vaksin yang sudah dilemahkan membuatnya
tidak berbahaya lagi ketika menyerang manusia. Pemberian vaksin ke dalam tubuh
manusia, akan membuat tubuh kita menghasilkan antibodi terhadap patogen yang
kemungkinan akan menyerang tubuh. Sehingga ketika bakteri tersebut benar-benar
muncul dan hendak menyerang, tubuh sudah memiliki benteng berupa kekebalan
terhadap patogen itu. Beberapa contoh vaksin itu antara lain :
·
Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) berfungsi
sebagai pencegah penyakit cacar air, gondongan, campak jerman;
·
OPV (Oral Polio Vaccine) berfungsi sebagai
pencegah sakit polio;
·
HZV (Varicella Zoster Vaccine) berfungsi
mencegah penyakit cacar air;
·
HBV (Hepatitis B Vaccine) berfungsi sebagai
pencegah sakit kuning.
b.
Pembuatan Pelawan Racun (Anti toksin)
Upaya menggabungkan DNA virus dengan DNA lain yang
menguntungkan, akan mempengaruhi bakteri yang nantinya akan diinfeksi. Dalam
hal ini DNA virus akan digabungkan dengan DNA manusia yang mengawasi sintetis
pelawan racun. Selanjutnya, DNA itu oleh virus lisogenik disambungkan ke sel
bakteri sehingga bakteri tersebut akan mengandung gen penghasil zat pelawan
racun (anti toksin). Bakteri yang mengandung anti toksin akan membelah diri dan
menghasilkan bakteri-bakteri lainnya sehingga memiliki sifat dan gen yang sama
(anti toksin).
c. Pelemahan Bakteri
DNA dari virus lisogenik yang kemudian memasuki bakteri
patogen, membuat bakteri itu jadi tak berbahaya jika masuk kedalam organ tubuh
manusia.
d. Pemanfaatan virus
dalan dunia kedokteran
Virus dapat dimanfaatkan untuk membuat peta kromosom yang
penting dalam dunia kedokteran yang dapat membantu kedokteran dalam menjalankan
tugasnya menganalisa dan membuat terobosan terbaru dalam bidang kedokteran
2.5.2. Virus yang Merugikan
Nah, setelah kita membahas mengenai virus yang menguntungkan
bagi manusia, sekarang adalah mengenai virus yang merugikan bagi manusia yang
dapat merusak organ tubuh manusia serta akan mengakibatkan fatal bagi kesehatan
manusia jika tidak segera di lakukan pengobatan dan pencegahan. Berikut adalah penjelasan mengenai virus
yang merugikan bagi manusia :
a. Hepatitis
Penyakit hepatitis biasa dikenal dengan sakit kuning. Hal ini
disebabkan oleh warna kuning yang muncul pada bola mata juga kulit penderita
hepatitis. Penyebab dari penyakit hepatitis adalah virus yang mengakibatkan
bengkaknya organ hati, sehingga empedu akan mengalir atau beredar ke seluruh
bagian tubuh. Jenis-jenis hepatitis yang dapat menjangkit manusia antara lain
adalah hepatitis A, B, C, D, E. Yang tergolong hepatitis ringan dan dapat pulih
dalam waktu singkat (beberapa minggu) adalah jenis hepatitis A dan hepatitis E.
Persebaran kedua hepatitis ini, lewat air dan makanan yang tercemar feses orang
yang menderita hepatitis. (baca : fungsi hati manusia)
Pencegahan terhadap kedua jenis hepatitis ini yaitu
dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan, termasuk air dan makanan
yang dikonsumsi. Sedangkan hepatitis yang tergolong kronis adalah hepatitis B,
C, D. Ketiganya dapat berefek pada terjadinya hepatitis yang kronis dan
diderita sepanjang orang tersebut hidup. Penularan ketiga jenis hepatitis ini
melalui kontak darah dengan si sakit.
Hepatitis B bisa menular saat berhubungan seksual dan menular
pada bayi ketika proses persalinan. Orang-orang yang memiliki peluang besar
menderita penyakit hepatitis B, C, dan D adalah pekerja kesehatan, pasien cuci
darah, suka bergonta-ganti pasangan, Ibu yang mengidap hepatitis dan menularkan
pada bayinya, pecandu obat-obatan terlarang. Vaksin untuk penyakit hepatitis B
memang sudah ada, akan tetapi jenis hepatitis C dan D belum terdapat vaksinnya.
Pencegahan terhadap ketiga hepatitis tersebut dapat dilakukan dengan
menghindari pakai barang-barang yang sifatnya pribadi bebarengan (bersama-sama)
dengan orang yang sudah terjangkit hepatitis. Contohnya memakai gunting kuku
atau pisau cukur.
b.
Influenza
Hampir sebagian besar orang pasti pernah terjangkit virus
yang satu ini. Ya, virus influenza yang menyebabkan penyakit flu. Ketika seseorang
terkena flu maka badan terasa nyeri, suhu tubuh naik (demam), keluar ingus atau
pilek, batuk, dan selera makan akan berkurang. Sekali terjangkit virus ini,
akan dapat terjangkit lagi. Hal ini karena penyakit flu tidak memunculkan
kekebalan terhadap tubuh penderita. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 virus
penyebab penyakit influenza yang terdeteksi. Upaya pencegahan agar tidak
terserang virus flu yaitu makan makanan yang bergizi tinggi untuk menambah
kekebalan tubuh dan jangan lupa istirahat yang cukup.
c.
Rabies
Virus rabies menyerang bagian-bagian otak dan sistem saraf. Virus
rabies dapat menginfeksi bermacam-macam hewan darah panas. Yang termasuk dalam
golongan hewan ini, diantaranya : anjing, kelelawar, kucing, kera, dan
sebagainya. Tanda mengidap rabies adalah badan yang terasa lemah dan lesu,
sakit kepala, demam, mengigau, halusinasi, dalam kasus kronis penderita bisa
mengalami ketakutan terhadap air, cahaya, dan udara. Virus rabies menular lewat
gigitan hewan yang terinfeksi virus, air liurnya juga dapat masuk melalui luka
terbuka. Pengobatan penyakit rabies dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi
rabies.
d.
Mata Belek
Penyakit ini juga disebabkan oleh virus yang terjadi pada bagian-bagian mata. Tanda terjangkitnya
adalah mata yang memerah dan bengkak, gatal, berair, dan banyak mengeluarkan
kotoran mata. Orang-orang lebih sering menyebut penyakit mata ini dengan
belekan.
e.
Campak
Virus penyebab penyakit campak disebut dengan virus morbili
yang terjaid pada bagian-bagian kulit. Penyakit ini banyak
diderita oleh anak-anak. Gejala penyakit campak adalah demam, batuk, mata
terasa perih dan sensitif terhadap cahaya, seluruh badan terasa linu, yang akhirnya
muncul bercak merah. Terdapat empat fase dalam penyakit campak yaitu masa
inkubasi, prodmoral, makulopapuler, penyembuhan. Penyakit campak ditularkan
melalui percikan ludah penderita. Jika orang yang menderita penyakit campak
bersin, percikan ludahnya mengandung virus campak dan dapat menularkannya pada
orang lain. Pencegahan penyakit ini adalah dengan melakukan vaksinasi MMR
(Morbili, Mumps, Rubella) atau vaksinasi campak, gondongan, dan campak jerman.
f.
Polio
Virus polio menyebar lewat makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh feses. Infeksi saluran pernapasan dapat juga menularkan
penyakit polio yaitu pada awal infeksinya. Gejala dari orang yang terjangkit
penyakit polio antara lain sakit kepala, demam, mual, muntah, leher dan tulang
belakang yang terasa kaku, meriang. Penderita polio dapat sembuh dengan
penanganan yang benar. Vaksinasi untuk penderita polio bernama salk dan sabin.
Vaksin salk berguna untuk mengaktifkan pembentukan antibodi yang ada dalam
serum, membuat virus jadi netral dan mencegahnya menyebar ke sistem saraf
pusat. Vaksin sabin berisi virus polio yang telah dilemahkan.
g.
Ebola
Virus ebola yang ditemukan di daratan Afrika, tepatnya di
daerah Zaire (sungai Ebola) dapat menjangkit manusia dan mengakibatkan
kematian. Virus ini menyebar melalui kontak kulit dan cairan tubuh si sakit.
Awalnya penyakit ebola menyerang sel darah putih. Kemudian tembus ke berbagai
organ tubuh dan lapisan tubuh. Biasanya dalam kurun waktu satu minggu, si sakit
akan mengalami pendarahan di bagian dalam tubuh serta mengalami kerusakan
berbagai fungsi pada organ seperti bagian-bagian ginjal dan hati. Pada tahap
ini akan muncul gejala berupa rasa lelah di seluruh badan, suhu tubuh naik,
sakit kepala. pendarahan yang hebat, selanjutnya akan disertai dengan proses
menggumpalnya darah penderita yang berujung pada kematian.
h.
Gondongan
Virus RNA adalah jenis virus penyebab penyakit gondong yang
juga bisa menyerang pankreas, jantung, juga kelenjar parotid yang terdapat di
leher. Gondongan ini berbeda dengan gondok yang disebabkan kurangnya yodium.
Gondongan juga dikenal dengan nama parotitis. Gondong menyebar lewat hidung
atau mulut. Sekali terserang penyakit gondong, kemungkinan tidak akan
terjangkit kembali dikarenakan orang tersebut sudah mempunyai imunitas terhadap
gondong.
i.
Demam Berdarah
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue (genus
flavivirus) dan tersebar lewat gigitan nyamuk aides aigepty. Tanda
terjangkitnya demam berdarah adalah demam tinggi, muncul bercak kemerahan di
tubuh, mimisan, trombosit menurun berefek pada timbulnya pendarahan pada organ
tubuh, dan dapat berakibat fatal (kematian).
j.
AIDS
Virus HIV masuk melalui peredaran darah dan menyerang sistem
imunitas atau kekebalan tubuh seseorang yang berfungsi sebagai penghasil atau
produksi antibodi untuk melindungi tubuh dari serangan berbagai macam penyakit.
Virus HIV ini termasuk dalam virus lisogenik. Untuk meruntuhkan pertahanan
tubuh dari seorang pengidap AIDS, virus ini membutuhkan waktu kurang lebih
selama delapan tahun. Apabila sudah tidak ada lagi antibodinya, benteng
pertahanan tubuh penderita sudah runtuh, maka si penderita AIDS akan sangat
mudah terserang bermacam jenis penyakit. Penularan virus HIV/AIDS ini melalui
jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah, dan hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan. Ibu hamil yang terkena virus ini, dapat juga
menularkan ke bayi yang ada dalam kandungannya, termasuk melalui ASI (air susu
ibu). Pencegahan terhadap penyakit ini antara lain dengan tidak mengkonsumsi
narkoba dan melakukan seks bebas, juga pastikan donor darah yang didapat sehat
dan bebas virus.
k.
Herpes Simplex
HSV atau Herpes Simplex Virus terdapat dua golongan yaitu HSV
tipe 1 dan tipe 2. HSV tipe 2 menyerang membran lendir pada alat kelamin dan proses reproduksi manusia. Sedangkan untuk
HSV tipe 1 menyerang area wajah (hidung, pipi, dagu, bibir, dsb). Penularan HSV
tipe 2 adalah lewat hubungan seksual. Untuk HSV tipe 1 yang banyak menjangkiti
anak-anak, termasuk bayi, menyebar lewat handuk, perlengkapan makan dan minum, dan
ciuman.
l.
Kanker
Terdapat beberapa jenis kanker yang diakibatkan oleh virus.
Virus yang DNA-nya dapat diselipkan pada genom manusia, sehingga menyebabkan
sel dari seseorang yang terjangkiti virus akan terus membelah dan membentuk
kanker.
m.
Pilek
Penyakit ini tentu tidak asing bagi semua orang. Pilek atau
yang biasa disebut dengan selesma merupakan penyakit yang penyebabnya adalah
virus dan menyebar lewat ludah penderita. Ciri dari penyakit ini dapat kita
amati, yaitu mata yang berair, hidung berair atau keluarnya ingus dari hidung,
susah bernapas, tenggorokan terasa kering. Penyakit ini tak berbahaya, hanya
saja perlu hati-hati jika ada infeksi sekunder yang disebabkan karena bakteri.
n.
Flu Burung
Penyebab flu burung yang dapat menjangkiti manusia adalah
virus H5N1. Flu burung juga mengakibatkan ayam-ayam di banyak negara, termasuk
Indonesia mati. Penularan virus ini tidak bisa dari manusia ke manusia,
melainkan dari udara yang terpapar virus atau melakukan kontak langsung dengan
unggas yang telah terinfeksi virus flu burung. Disarankan ketika memasak hasil
dari unggas seperti daging atau telur benar-benar matang, karena virus ini
dapat mati ketika berada di suhu 80oC. Tanda terkena flu burung
adalah mengalami demam di atas 38oC, radang paru dan infeksi saluran
pernapasan atas, otot terasa nyeri.
Orang-orang yang beresiko terjangkit flu burung adalah
peternak unggas, penjual unggas. Pencegahan flu burung dapat dilakukan dengan
beberapa hal, seperti : setelah melakukan kontak langsung dengan unggas, segera
mandi atau mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, konsumsi makanan yang
tinggi nutrisi dan cukup istirahat supaya kekebalan tubuh baik, bersihkan
kotoran unggas dengan teratur setiap hari, dan memasak dengan baik produk
unggas seperti daging dan telur.
o.
Cacar Air
Penyakit cacar air yang menyerang anak-anak adalah
cacar ringan. Ternyata virus penyebab cacar air sama dengan yang menyebabkan
penyakit herpes zoster yaitu varicella zoster virus. Virus ini ada di lendir
saluran napas dan beredar melalui darah kemudian menyerang kulit. Tanda terkena
cacar air antara lain : mengalami demam, lalu muncul bintil gelembung yang
berisi air di permukaan kulit, umumnya terasa gatal. Herpes zoster adalah
infeksi yang menyerang saraf sensori, umumnya terasa pedih. Herpes zoster
menyerang orang dewasa yang dahulu sudah pernah menderita cacar air. Karena
virus cacar air pada dasarnya akan terus ada pada jaringan saraf dan bisa aktif
lagi apabila ketahanan tubuh orang itu sedang lemah.
p.
SARS
Severe Acute Respiratory Syndrom atau SARS merupakan
sindrom pernapasan akut yang parah. Corona virus penyebab SARS berasal dari sistem
pernapasan mamalia seperti rakun atau musang. Tanda penyakit SARS
diantaranya : mengalami diare, sakit kepala, otot nyeri, batuk kering, demam
tinggi, radang paru, sulit bernapas. Penyebaran SARS dapat melalui udara,
bersin dan batuk penderita, kontak langsung dengan si sakit, dan menyentuh
benda yang mengandung virus tersebut. Sayangnya vaksin dan obat untuk penyakit
ini belum ada, sehingga kita perlu lebih waspada dan senantiasa menjaga asupan
gizi untuk memperkuat daya tahan tubuh.
2.6. Anti
Virus
Antivirus adalah sebuah agen yang membunuh virus dengan menekan kemampuan
untuk replikasi, menghambat kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak diri.
Misalnya, Amantadine (symmetrel) adalah sintesis antivirus dimana kerjanya
menghambat multiplikasi vius influenza A. diberikan dalam waktu 24-48 jam mulai
dari gejala flu, dapat mengurangi kerasnya dari penyakit, terutama pada
individu beresiko tinggi seperti orang-orang yang immunosuppressed atau di
rumah sakit.
2.7. Pencegahan
dan Pengobatan Virus
2.7.1. Pencegahan dan Pertahanan Tubuh terhadap Serangan Virus
Sebenarnya, di dalam tubuh kita ada sistem pertahanan yang dapat
menyerang virus yang masuk. Ketika ada virus yang masuk, tubuh akan segera
menyerangnya dengan cara sebagai berikut:
1. Cara
yang pertama adalah sel darah putih atau figosit akan segera memakan dan
merusak virus.
2. Cara
yang kedua adalah tubuh menghasilkan molekul protein yang disebut antibodi.
Benda asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen. Virus juga
dikenali tubuh sebagai antigen. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh, maka tubuh
akan terpicu memproduksi antibodi. Antibodi ini sangat spesifik dan menyerang
hanya pada antigen yang memicunya.
Oleh karena virus menggunakan komponen sel untuk mereproduksi dirinya dan
virus tinggal di dalam sel, maka sulit mengeliminasi virus tanpa membunuh sel.
Mematikan virus sama dengan mematikan sel. Oleh sebab itu, cara paling efektif
adalah melakukan vaksinasi yang mencegah sel dari inveksi virus. Pengobatan dengan
antibiotik seperti yang dilakukan pada bakteri kurang baik diterapkan pada
pengobatan virus karena dapat meningkatkan resistensi terhadap bakteri.
Obat-obatan antibiotik yang digunakan dalam memerangi penyakit infeksi
oleh bakteri tidak dapat digunakan untuk mematikan virus. Namun jika terserang
influenza kita sering diberi obat antibiotik. Sebenarnya antibiotik ini untuk
mematikan bakteri penyebab infeksi sekunder yang sering menyertai penyakit oleh
virus. Demikian pula obat-obatan influenza sebenarnya hanya mengobati
gejalanya. Virus itu sendiri hanya dapat dilawan oleh daya tahan tubuh kita
(antibodi). Oleh karena itu, jika terkena influenza, makanlah makanan yang
bergizi dan beristirahatlah yang cukup.
Terbentuknya antibodi di dalam tubuh dapat dirangsang secara buatan.
Untuk merangsang sel tubuh membentuk antibodi, tubuh diberi vaksin atau
bibit penyakit yang dilemahkan. Setelah tubuh membentuk antibodi, tubuh akan
kebal terhadap serangan penyakit. Virus juga dapat dibuat vaksin, misalnya
vaksin polio, hepatitis, dan cacar. Vaksin merangsang sel-sel limfosif untuk
menghasilkan antibodi. Jadi, vaksin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Pada saat ini juga telah diketahui bahwa sel-sel inang yang terinfeksi
virus merangsang dengan menghasilkan protein khas yang disebut interferon.
Interferon ini tidak dapat mengamankan sel dari infeksi virus. Akan tetapi,
jika interferon ke luar sel dan berinteraksi dengan membran sel , maka sel-sel
yang mengikat interferon ini tidak dapat diinfeksi oleh virus. Sekarang para
ahli mengembangkan penelitian tentang interferon ini dalam menemukan obat anti
virus.
2.7.2. Penggolongan Obat Anti Virus
Klasifikasi penggolongan obat antivirus
adalah:
a. Antinonretovirus
1) Antivirus untuk herves
2) Antivirus untuk influenza
3) Antivirus untuk HBV dan HCV
b.
Antiretrovirus
1) Nukleuside reverse transcriptase
inhibiror (NRTI)
2) Nukleuside reverse transcriptase
inhibiror (NRTI)
3) NNRTI (non Nukleuside reverse
transcriptase inhibiror)
4) Protease inhibitor (PI)
5) Viral entry inhibitor
Nama obat
|
Jenis virus
|
Tipe kimia
|
Target
|
Vidarabine
|
Herpesviruses
|
Analog
nukleosida
|
Virus
polymerase
|
Acyclovir
|
Herpes
simplex (HSV)
|
Analog
nukleosida
|
Virus
polymerase
|
Gancyclovir
and valcyte
|
Cytomegalovirus
(CMV)
|
Analog
nukleosida
|
Virus
polymerase
|
Nucleoside-analog
reverse transcriptase inhibitor (NRTI) : AZT (Zidovudine),
ddl
(Didanosine),
ddC
(Zalcitabine),
d4T
(Stavudine),
3TC
(Lamivudine)
|
Retroviruses
(HIV)
|
Analog
nukleosida
|
Reverse
transcriptase
|
Nono-nucleoside
reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) : Nevirapine, Delavirdine
|
Retroviruses
(HIV)
|
Analog
nukleosida
|
Reverse
transcriptase
|
Protease
inhibitor Saquinavir, Ritonavir, Indinavir, Nelfinavir
|
HIV
|
Analog
peptida
|
HIV
protease
|
Ribavirin
|
Broad
spectrum : HCV, HSV, measles, mumps, Lassa fever
|
Triazole
carboxamide
|
RNA
mutagen
|
Amantadine/
Rimantadine
|
Influenza
strains A
|
Tricyclic
amine
|
Matrix
protein/ haemagglitinin
|
Relenza
and Tamiflu
|
Influenza
strains A and B
|
Neuraminic
acid mimetic
|
Neuraminidase
inhibitor
|
Pleconaril
|
Picornaviruses
|
Small
cyclic
|
Blocks
attachment and uncoating
|
interferons
|
Hepatitis
B and C
|
protein
|
Cell defense proteins activated
|
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Virus
adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Struktur dan anatomi virus. Model
skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA),
2. kapsomer, 3. kapsid. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa
DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu daur litik dan
daur lisogenik.
Klasifikasi Virus diantaranya : Virus Penyerang Bakteri
(Bakteriofage), Virus Protista Virus Tumbuhan, dan Virus Hewan/Manusia. Selain
itu juga, virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya
yaitu pada RNA dan DNA.Pada virus RNA, dapat berunting tunggal
(umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau berunting
ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya
berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada
adenovirus, herpesvirus dan pokvirus).
Beberapa
virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.Melalui terapi
gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen
baik (penyembuh). Penyakit pada manusia akibat virus yang menyebabkan selesma
menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis
menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Virus sangat sulit
untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah
vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan
obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus. Selain itu, diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh
bakteri atau virus.
3.2. Saran
Agar di
dalam karya tulis ini bisa bermanfaat, kami sebagai penulis menyarankan :
1.
Pastikan kita tahu tentang virus dan mengetahui cara pencegahannya
2.
Mengerti berbagai
klasifikasi virus
Kami sadari penulisan
makalah ini banyak kekurangan baik dari segi bahasa maupun dari segi penulisan,
karena kami masih dalam tahap belajar.