Kamis, 09 Agustus 2018


Makalah Virus



BAB I

PENDAHULUAN

                                                                                          

1.1.            Latar Belakang

Menurut para ahli biologi, virus merupakan organisme peralihan antara  makhluk hidup dan benda mati. Dikatakan peralihan karena virus mempunyai  ciri-ciri makhluk hidup, misalnya mempunyai DNA (asam deoksiribonukleat) dan dapat berkembang biak pada sel hidup. Memiliki ciri-ciri benda mati seperti tidak memiliki protoplasma dan dapat dikristalkan. Para penemu virus antara lain D. Iwanoski (1892) pada tanaman tembakau, dilanjutkan M. Beijerinck (1898), Loffern dan Frooch (1897) menemukan dan memisahkan virus penyebab penyakit mulut dan kaki (food and mouth diseases), Reed (1900) berhasil menemukan virus penyebab kuning (yellow fever), Twort dan Herelle (1917) penemu Bakteriofage, Wendell M. Stanley (1935) berhasil mengkristalkan virus mosaik pada tembakau.

Pengetahuan tentang virus terus berkembang sampai lahir ilmu cabang biologi yang mempelajari virus disebut virology (Isthyqamah, 2012). Virologi sering dianggap bagian mikrobiologi atau patologi. Virologi adalah studi tentang virus. Virus muncul dari materi non-hidup, secara terpisah dari dan secara paralel untuk bentuk-bentuk kehidupan lain, mungkin dalam bentuk self-reproducing RNA ribozymes mirip dengan viroid.

Virus yang muncul dari sebelumnya, lebih kompeten selular bentuk kehidupan yang menjadi parasit untuk sel inang dan kemudian kehilangan banyak fungsi mereka; contoh seperti prokariota parasit kecil adalah mikoplasma dan Nanoarchaea. Takson di virologi tidak selalu monofiletik. Laporan terbaru oleh Komite Internasional taksonomi virus (2005) daftar 5450 virus, diselenggarakan di lebih dari 2.000 spesies, 287 genera, 73 keluarga dan 3 perintah (Hasyyati, 2014). Disadari bahwa betapa pentingnya mempelajari tentang virus maka dari itu melatarbelakangi kelompok kami untuk mebahasas topik tentang Karakteristik dan Reproduksi Virus.



1.2.            Rumusan Masalah

a.         Apa yang di maksud dengan virus?

b.         Bagaimana struktur dan anatomi virus?

c.         Bagaimana virus bereproduksi?

d.        Bagaimana klasifikasi virus?

e.         Bagaimana peranan virus dalam kehidupan?

f.          Apakah yang dimaksud anti virus?

g.         Bagaimana cara mencegah dan cara pengobatannya?



1.3.            Tujuan Masalah

a.         Untuk mengetehui devinisi virus

b.         Untuk mengetahui struktur dan anatomi virus

c.         Untuk mengetahui reproduksi virus

d.        Untuk mengetahui klasifikasi virus

e.         Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan

f.          Untuk mengetahui anti virus

g.         Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatannya




BAB II

PEMBAHASAN

                                                                                          

2.1.      Definisi

      Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

      Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya (Naibaho, 2011). Virus adalah peralihan antara mahluk hidup dan mahluk tak hidup. Sampai sekarang masih belum bisa ditentukan apakah virus termasuk kedalam mahluk hidup atau virus termasuk kedalam benda mati, ada juga yang berpentdapat bahwa virus adalah peralihan antar  mahluk hidup dan benda mati (Mousir, 2012).

      Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya ­virus mosaik tembakau) (Istamar, 2007).




2.2.      Struktur Dan Anatomi Virus

            Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. (Nugroho, 2003). 

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. (Wesley, 1990)

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid.Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer. (Wesley, 1990)

Partikel lengkap virus disebut virion.Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.



2.2.1.      Ukuran Tubuh Virus

Ukuran virus berkisar antara 20 – 300 nanometer (nm). 1 nanometer = 1/1.000.000.000 meter atau 10-9 m. rata-rata ukuran virus adalah 50 kali lebih kecil daripada bakteri. Jika bakteri baru dapat diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 1.000 kali maka untuk mengamati virus dibutuhkan mikroskop dengan perbesaran yang jauh lebih besar lagi. Sehingga untuk mengamati virus dibutuhkan mikroskop elektron yang mampu memperbesar objek 200.000 – 400.000 kali. Untuk lebih tahu mengenai mikroskop dan jenisnya silahkan kalian baca artikel tentang pengertian, jenis, bagian dan fungsi serta cara menggunakan mikroskop.

Virus yang berukuran 25 nm dijumpai pada virus Poliomylitis (virus penyebab polio). Sedangkan virus yang berukuran sekitar 100 nm adalah Bacteriofag atau virus T (Bacteriophage atau phage), yaitu virus yang menyerang bakteri Escherichia coli. Sedangkan virus yang berukuran paling besar sekitar 300 nm contohnya adalah virus mosaik tembakau atau TMV (Tobacco Mosaic Virus).



2.2.2.      Struktur Tubuh dan Fungsinya







a.     Kepala Virus


Bagian kepala virus terdiri atas kapsid dan asam nukleat. Kapsid merupakan selubung protein yang berfungsi sebagai pemberi bentuk pada virus, melindungi asam nukleat virus dari kerusakan, misalnya oleh enzim pencernaan (nuklease) serta berfungsi untuk menyediakan protein enzim untuk menembus membran sel inang ketika melakukan infeksi. Protein penyusun kapsid disebut kapsomer. Kapsid berisi asam nukleat yang disebut nukleokapsid.

Asam nukleat merupakan substansi genetik yang berfungsi untuk membawa kode pewarisan sifat virus. Setiap jenis virus hanya tersusun atas satu jenis asam nukleat yaitu DNA atau RNA saja. Contohnya adalah bakteriofag dan virus cacar yang asam nukleatnya adalah DNA serta virus influenza dan HIV yang asam nukleatnya adalah RNA.





b.    Leher Virus



Tidak semua jenis virus memiliki leher. Hanya virus yang berbentuk kompleks saja yang memiliki leher. Bagian leher virus terdiri atas leher dan juga kerah (collar), leher virus berfungsi sebagai tempat menyangga kepala virus.



c.     Ekor Virus

Ekor merupakan bagian tubuh virus yang penting untuk melekatkan diri dengan sel inang serta memasukkan materi genetik virus ke dalam sel inang tersebut. Bagian ekor virus terdiri atas selubung ekor, serabut ekor, lempeng dasar dan juga jarum penusuk.

Selubung ekor berfungsi untuk menginjeksi DNA virus ke dalam sel hospes dan juga tempat penghubung antara kepala virus dan lempeng dasar virus. Lempeng dasar berfungsi sebagai tempat melekatnya serabut ekor dan jarum penusuk. Serabut ekor berfungsi sebagai penerima rangsangan (reseptor) dan juga untuk menempel pada sel inang. Dan jarum penusuk berfungsi untuk melubangi sel inang agar DNA virus dapat masuk ke sel inang.




2.2.3.      Macam-macam Bentuk Virus

Bentuk virus sangat bervariasi, misalnya berbentuk seperti bola (isometrik), bentuk oval, bentuk batang, berbentuk jarum, bentuk tangkai memanjang/filamen, berbentuk seperti huruf T dan bentuk seperti berudu katak (mempunyai bentuk seperti kepala dan ekor. Untuk memudahkan identifikasi virus, bentuk virus dikelompokkan menjadi empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut:

a.         Virus bentuk spiral (helical)

Virus berbentuk spiral atau batang dijumpai pada virus mosaik tembakau (TMV). Virus berbentuk ikosahedron (poligon 20 sisi) atau polihedral dijumpai pada virus Adenovirus (penyebab demam). Virus terkecil biasanya berbentuk ikosahedron yang berukuran antara 18 – 20 nanometer.





b.         Virus bentuk ikosahedron (polyhedral)

Sesuai dengan namanya, virus ini berbentuk ikosahedron (bentuk tiga dimensi yang memiliki 20 sisi). Bentuk ini sangat mudah dikenali karena bentuknya yang simetris. Contoh virus dengan bentuk kapsid ini adalah virus demam dengue (DENV) dan virus penyakit kuku dan mulut (FMDV).



c.         Virus berpelindung (enveloped)

Virus berpelindung mempunyai pelindung (pembungkus) luar dari lipoprotein, glikoprotein atau kombinasi lipoprotein dan glikoprotein dan biasanya berbentuk bulat atau bola dengan diameter antara 60 – 300 nanometer. Virus berpelindung sering disebut juga virus berbentuk bola contohnya adalah virus Influenza.




d.    Virus bentuk kompleks (complex)

Virus berbentuk kompleks ini memiliki struktur tubuh yang lengkap seperti kepala, leher, dan ekor. Virus kompleks sering juga disebut virus berbentuk huruf T contohnya adalah Bakteriofage (virus pemakan bakteri).





2.2.4.      Ciri-ciri Virus

Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a.     Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)

b.    Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ – 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.

c.     Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)

d.    Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan “kepala” oval dan “ekor” silindris.

e.     Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.

f.     virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid

g.    Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.

h.    Virus tidak dapat membelah diri.

i.      Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan. (Istamar, 2007)



2.2.5.      Cara Hidup Virus

Bagaimanakah cara hidup virus ? Virus hanya bisa hidup di dalam sel hidup organisme tertentu yang cocok sehingga virus juga disebut parasit intraseluler obligat. Bila sel hidup yang ditumpanginya mati, maka virus pun akan mati karena tidak bisa hidup tanpa sel hidup tempat menumpang. Sel hidup yang ditumpangi virus disebut  sel inang. Sel inang dapat berupa organisme monoseluler maupun multiseluler; mulai dari bakteri, jamur, protozoa, tumbuhan, hewan, hingga manusia. (Wesley, 1990).

Virus yang terisolasi dari sel inangnya tidak akan mampu hidup lama, apalagi bereproduksi. Apa sebabnya ? Hal ini dikarenakan virus tidak mempunyai enzim untuk melakukan metabolisme sendiri dan juga tidak memiliki ribosom untuk menyintesis protein. Virus yang terisolasi hanya merupakan paket-paket berisi gonom yang berpindah dari satu sel inang ke sel inang lainnya yang cocok. Cara virus mengidentifikasi sel inang adalah dengan menggunakan kesesuaian (lock and key). (Wesley, 1990).

Jenis sel yang dapat ditumpangi oleh virus disebut kisaran inang. Virus memiliki kisaran inang yang cukup luas, misalnya virus flu burung, virus ini dapat menginfeksi golongan Aves, babi, dan manusia. Virus rabies dapat menginfeksi sejumlah spesies mamalia. Namun demikian, ada beberapa virus memiliki kisaran inang yang sempit, misalnya bakteriofag yang hanya dapat menginfeksi bakteri Escherichia coli.

Virus yang menyerang sel eukariota (sel yang mempunyai membran inti) biasanya hanya menyerang jaringan-jaringan tertentu. Contohnya adalah virus HIV yang hanya menyerang sel darah putih tertentu yang disebut T CD4. Contoh lain adalah virus influenza yang hanya menyerang sel-sel pada permukaan saluran pernapasan, sedangkan jaringan lain tidak diserang.

Cara penularan virus dari suatu sel inang ke sel inang yang lainnya dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Penularan virus secara langsung dapat terjadi melalui udara, air, lendir, darah, dan media lain. Sebagai contoh, penularan virus yang menyebabkan penyakit polio,  herpes, pilek, dan campak. Sementara penularan virus secara tidak langsung dapat terjadi melalui vektor (hospes perantara). Contohnya, Flavivirus (virus dengue) yang merupakan virus penyebab penyakit demam kuning atau demam berdarah pada manusia, virus ini membutuhkan vektor nyamuk Aedes aegypti; Togavirus yang merupakan penyebab penyakit ensefalitis (peradangan otak) juga ditularkan oleh nyamuk. Beberapa virus yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman umumnya menular melalui vektor serangga. (Wesley, 1990).


2.3.      Reproduksi Virus

2.3.1.      Siklus Litik (Lisis)

Siklus litik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang menyebabkan kematian sel inang pada akhir prosesnya. Istilah litik mengacu pada fase pelepasan virus di akhir proses replikasi yang membuat sel inang pecah dan hancur.Virus-virus yang hanya dapat mereplikasi dirinya melalui siklus litik disebut virus virulen. Berikut ini penjelasan dari tahapan reproduksi virus yang dilakukan melalui siklus litik.

a.     Fase Adsorbsi


Di fase ini, ekor virus melalui serabut yang dimilikinya mulai menempel pada dinding sel bakteri. Penempelan virus dapat terjadi karena ia memiliki daerah tertentu pada ujung ekornya yang disebut reseptor. Penempelan virus pada sel bakteri bersifat khas, artinya hanya dapat dilakukan oleh virus tertentu sehingga jenis virus lain tidak dapat melakukannya. Adapun setelah menempel, enzim lisozim kemudian akan dikeluarkan virus untuk menghancurkan dinding sel sehingga virus dapat masuk ke dalam sel tersebut. (Istamar, 2007).



b.     Fase Penetrasi


Fase  penetrasi dilakukan setelah dinding sel inang hancur. DNA virus akan masuk ke dalam sel inang melalui penambatan lempeng ujung, kontraksi, dan penusukan pasak.bagian tubuh virus yang masuk ke dalam sel inang hanyalah asam nukleatnya saja. Kapsid akan tetap ada di luar dinding sel dan akan terlepas dengan sendirinya setelah tidak berguna lagi. (Istamar, 2007).



c.     Fase Sintesis


Enzim lisozim yang disintesis virus selain dapat menghancurkan dinding sel, juga dapat menghancurkan DNA sel inang. Proses ini membuat sintesis DNA bakteri berhenti. DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA virus, sehingga DNA virus mengendalikan secara penuh kehidupan dari sel bakteri. Pada fase inilah virus mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus mengendalikan sintesis DNA dan protein sel inang untuk kemudian dijadikan kapsid virus baru. (Istamar, 2007).



d.    Fase Perakitan


Di fase ini, bagian tubuh virus antara kepala, ekor, dan serabut ekor yang masih terpisah-pisah akan mengalami perakitan menjadi sebuah kapsid yang utuh. Kapsid utuh yang terbentuk kemudian diisi oleh DNA atau RNA virus sehingga proses reproduksi virus berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah. (Istamar, 2007).



e.     Fase Lisis


Kerja enzim lisosom bukan hanya untuk melubangi dinding sel inang saja. Secara simultan, enzim ini juga membuat dinding sel akan mengalami perpecahan di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan menemukan sel inang baru. Proses pelepasan virus baru dalam fase ini dapat kita amati menggunakan mikroskop gelap. (Istamar, 2007).



2.3.2.      Siklus Lisogenik


Siklus lisogenik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang tidak menyebabkan kematian sel inang pada akhir prosesnya. Setelah adsorbsi dan injeksi, DNA virus akan berintegrasi dengan kromosom bakteri secara profage. Sintesis DNA bakteri tidak dapat langsung dilakukan virus karena bakteri masih mempunyai imunitas. Setelah imunitas bakteri hilang, DNA virus barulah dapat mengendalikan DNA bakteri. Pada tahapan ini, proses replikasi virus akan terjadi seperti siklus litik. Secara lebih lengkap, berikut ini 7 tahapan proses reproduksi virus melalui siklus lisogenik. (Istamar, 2007).

  1. Fase absorpsi dan infeksi: Terjadi dimana virus menempel pada dinding sel inang.
  2. Fase penetrasi atau injeksi : Terjadi dimana fag virus masuk ke dalam sel bakteri.
  3. Fase penggabungan : Terjadi saat DNA virus dan DNA bakteri bergabung membentuk suatu profag. Dalam bentuk ini, hanya terdapat minimal 1 gen aktif yang berfungsi mengkodekan protein reseptor.
  4. Fase replikasi : terjadi saat profag membelah. Sel bakteri yang membelah akan menghasilkan 2 sel bakteri yang masing-masing mengandung profag. Semakin sering bakteri melakukan pembelahan sel, maka akan semakin banyak pula virus yang dihasilkan.
  5. Fase sintesis: Enzim lisozim yang disintesis virus selain dapat menghancurkan dinding sel, juga dapat menghancurkan DNA sel inang. Proses ini membuat sintesis DNA bakteri berhenti. DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA virus, sehingga DNA virus mengendalikan secara penuh kehidupan dari sel bakteri. Pada fase inilah virus mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus mengendalikan sintesis DNA dan protein sel inang untuk kemudian dijadikan kapsid virus baru.
  6. Fase perakitan : Di fase ini, bagian tubuh virus antara kepala, ekor, dan serabut ekor yang masih terpisah-pisah akan mengalami perakitan menjadi sebuah kapsid yang utuh. Kapsid utuh yang terbentuk kemudian diisi oleh DNA atau RNA virus sehingga proses reproduksi virus berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah.
  7. Fase lisis: Kerja enzim lisosom bukan hanya untuk melubangi dinding sel inang saja. Secara simultan, enzim ini juga membuat dinding sel akan mengalami perpecahan di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan menemukan sel inang baru. Proses pelepasan virus baru dalam fase ini dapat kita amati menggunakan mikroskop gelap. (Istamar, 2007).




2.4.      Klasifikasi Virus

Virus dikelompokkan berdasar sifat mereka bukan sel-sel indukan yang diinfeksi. Kriteria utama pada klasifikasi jenis asam nukleat DNA atau RNA. Klasifikasi dengan mekanisme sintesis mRNA dikenal sebagai klasifikasi Baltimore, seseorang yang memenangkan nobel Nobel .

Menurut Baltimore semua virus memiliki mRNA strain positif dari genomnya untuk memproduksi protein dan bereplikasi. Klasifikasi ini terbagi menjadi tujuh kelas. Virus yang tegolong pada kelas I sampai kelas V melakukan reproduksi secara replikasi, sedangkan virus kelas VI melakukan secara transkripsi balik.

Kelompok 1    : Virus DNA rantai ganda.

Kelompok 2    : Virus DNA rantai tunggal.

Kelompok 3    : Virus RNA rantai ganda.

Kelompok 4    : Virus RNA rantai tunggal positif.

Kelompok 5    : Virus RNA rantai tunggal negatif.

Kelompok 6    : Virus RNA transkripsi balik.

Kelompok 7    : Virus DNA transkripsi balik. (Istamar, 2007)



Kelas
Asam Nukleat
Cara Reproduksi
Contoh
I
DNAug
Replikasi
Virus Herper, Adenovirus
II
DNAut (+)
Replikasi
Virus MVM,M13
III
RNAug
Replikasi
Reovirus
IV
RNAut (+)
Replikasi
Virus Polio, Penyakit Kuku dan Mulut Ternak
V
RNAut (-)
Replikasi
Virus Rabies
VI
RNAut (+)
Transkripsi Balik
Virus Tetelo, Virus Leukimia, Virus AIDS
VII
DNAug*
Transkripsi Balik
Hepadna Virus



Keterangan :

ug = utas ganda

ut = utas tunggal

(+) = basa utas tunggal homolog dengan basa mRNA

(-) = basa utas tunggal kompletenten (ante parallel) terhadap mRNA

)* = utas ganda dengan perantara RNA



2.5.      Peranan Virus Dalam Kehidupan

Virus memiliki fase daur hidup lisogenik, artinya DNA virus tersebut bergabung dengan DNA bakteri sehingga dalam DNA bakteri terdapat kandungan DNA virus (ada materi genetik virus   pada bakterinya). Apabila dalam DNA virus terdapat kandungan bakteri A, maka ketika mengikuti fase lisogenik dan menginfeksi bakteri B, akan dihasilkan DNA virus dan DNA bakteri pertama dalam bakteri B (DNA keduanya ditemukan pada tubuh bakteri B). Perlu diketahui bahwa DNA adalah suatu materi genetik yang berperan penting dalam menentukan sifat pada makhluk hidup. Banyak yang tidak kita ketahui mengenai peranan virus yang dapat menguntungkan serta merugikan manusia, pada umumnya banyak yang mengetahui bahwa virus hanya akan merugikan manusia saja.

Berikut adalah penjelasan mengenai peranan virus yang menguntungkan dan merugikan makhluk hidup :



2.5.1.      Virus yang Menguntungkan


Banyak yang tidak mengetahui bahwa virus yang masuk kedalam organ tubuh makhluk hidup ternyata dapat menguntungkan di dalam tubuh manusia yang dapat menghindari kerusakan pada organ tubuh manusia dan tidak memberikan pengaruh efek samping yang dapat merugikan manusia. Berikut adalah penjelasan mengenai virus yang menguntungkan bagi manusia :

a.     Membuat Vaksin

Patogen di dalam vaksin yang sudah dilemahkan membuatnya tidak berbahaya lagi ketika menyerang manusia. Pemberian vaksin ke dalam tubuh manusia, akan membuat tubuh kita menghasilkan antibodi terhadap patogen yang kemungkinan akan menyerang tubuh. Sehingga ketika bakteri tersebut benar-benar muncul dan hendak menyerang, tubuh sudah memiliki benteng berupa kekebalan terhadap patogen itu. Beberapa contoh vaksin itu antara lain :

·     Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) berfungsi sebagai pencegah penyakit cacar air, gondongan, campak jerman;

·     OPV (Oral Polio Vaccine) berfungsi sebagai pencegah sakit polio;

·     HZV (Varicella Zoster Vaccine) berfungsi mencegah penyakit cacar air;

·     HBV (Hepatitis B Vaccine) berfungsi sebagai pencegah sakit kuning.



b.    Pembuatan Pelawan Racun (Anti toksin)

Upaya menggabungkan DNA virus dengan DNA lain yang menguntungkan, akan mempengaruhi bakteri yang nantinya akan diinfeksi. Dalam hal ini DNA virus akan digabungkan dengan DNA manusia yang mengawasi sintetis pelawan racun. Selanjutnya, DNA itu oleh virus lisogenik disambungkan ke sel bakteri sehingga bakteri tersebut akan mengandung gen penghasil zat pelawan racun (anti toksin). Bakteri yang mengandung anti toksin akan membelah diri dan menghasilkan bakteri-bakteri lainnya sehingga memiliki sifat dan gen yang sama (anti toksin).



c.     Pelemahan Bakteri

DNA dari virus lisogenik yang kemudian memasuki bakteri patogen, membuat bakteri itu jadi tak berbahaya jika masuk kedalam organ tubuh manusia.



d.    Pemanfaatan virus dalan dunia kedokteran

Virus dapat dimanfaatkan untuk membuat peta kromosom yang penting dalam dunia kedokteran yang dapat membantu kedokteran dalam menjalankan tugasnya menganalisa dan membuat terobosan terbaru dalam bidang kedokteran



2.5.2.      Virus yang Merugikan


Nah, setelah kita membahas mengenai virus yang menguntungkan bagi manusia, sekarang adalah mengenai virus yang merugikan bagi manusia yang dapat merusak organ tubuh manusia serta akan mengakibatkan fatal bagi kesehatan manusia jika tidak segera di lakukan pengobatan dan pencegahan. Berikut adalah penjelasan mengenai virus yang merugikan bagi manusia :



a.    Hepatitis

Penyakit hepatitis biasa dikenal dengan sakit kuning. Hal ini disebabkan oleh warna kuning yang muncul pada bola mata juga kulit penderita hepatitis. Penyebab dari penyakit hepatitis adalah virus yang mengakibatkan bengkaknya organ hati, sehingga empedu akan mengalir atau beredar ke seluruh bagian tubuh. Jenis-jenis hepatitis yang dapat menjangkit manusia antara lain adalah hepatitis A, B, C, D, E. Yang tergolong hepatitis ringan dan dapat pulih dalam waktu singkat (beberapa minggu) adalah jenis hepatitis A dan hepatitis E. Persebaran kedua hepatitis ini, lewat air dan makanan yang tercemar feses orang yang menderita hepatitis. (baca : fungsi hati manusia)

Pencegahan terhadap kedua jenis hepatitis ini yaitu  dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan, termasuk air dan makanan yang dikonsumsi. Sedangkan hepatitis yang tergolong kronis adalah hepatitis B, C, D. Ketiganya dapat berefek pada terjadinya hepatitis yang kronis dan diderita sepanjang orang tersebut hidup. Penularan ketiga jenis hepatitis ini melalui kontak darah dengan si sakit.

Hepatitis B bisa menular saat berhubungan seksual dan menular pada bayi ketika proses persalinan. Orang-orang yang memiliki peluang besar menderita penyakit hepatitis B, C, dan D adalah pekerja kesehatan, pasien cuci darah, suka bergonta-ganti pasangan, Ibu yang mengidap hepatitis dan menularkan pada bayinya, pecandu obat-obatan terlarang. Vaksin untuk penyakit hepatitis B memang sudah ada, akan tetapi jenis hepatitis C dan D belum terdapat vaksinnya. Pencegahan terhadap ketiga hepatitis tersebut dapat dilakukan dengan menghindari pakai barang-barang yang sifatnya pribadi bebarengan (bersama-sama) dengan orang yang sudah terjangkit hepatitis. Contohnya memakai gunting kuku atau pisau cukur.



b.         Influenza

Hampir sebagian besar orang pasti pernah terjangkit virus yang satu ini. Ya, virus influenza yang menyebabkan penyakit flu. Ketika seseorang terkena flu maka badan terasa nyeri, suhu tubuh naik (demam), keluar ingus atau pilek, batuk, dan selera makan akan berkurang. Sekali terjangkit virus ini, akan dapat terjangkit lagi. Hal ini karena penyakit flu tidak memunculkan kekebalan terhadap tubuh penderita. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 virus penyebab penyakit influenza yang terdeteksi. Upaya pencegahan agar tidak terserang virus flu yaitu makan makanan yang bergizi tinggi untuk menambah kekebalan tubuh dan jangan lupa istirahat yang cukup.



c.         Rabies

Virus rabies menyerang bagian-bagian otak dan sistem saraf. Virus rabies dapat menginfeksi bermacam-macam hewan darah panas. Yang termasuk dalam golongan hewan ini, diantaranya : anjing, kelelawar, kucing, kera, dan sebagainya. Tanda mengidap rabies adalah badan yang terasa lemah dan lesu, sakit kepala, demam, mengigau, halusinasi, dalam kasus kronis penderita bisa mengalami ketakutan terhadap air, cahaya, dan udara. Virus rabies menular lewat gigitan hewan yang terinfeksi virus, air liurnya juga dapat masuk melalui luka terbuka. Pengobatan penyakit rabies dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi rabies.



d.        Mata Belek

Penyakit ini juga disebabkan oleh virus yang terjadi pada bagian-bagian mata. Tanda terjangkitnya adalah mata yang memerah dan bengkak, gatal, berair, dan banyak mengeluarkan kotoran mata. Orang-orang lebih sering menyebut penyakit mata ini dengan belekan.



e.         Campak

Virus penyebab penyakit campak disebut dengan virus morbili yang terjaid pada bagian-bagian kulit. Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak. Gejala penyakit campak adalah demam, batuk, mata terasa perih dan sensitif terhadap cahaya, seluruh badan terasa linu, yang akhirnya muncul bercak merah. Terdapat empat fase dalam penyakit campak yaitu masa inkubasi, prodmoral, makulopapuler, penyembuhan. Penyakit campak ditularkan melalui percikan ludah penderita. Jika orang yang menderita penyakit campak bersin, percikan ludahnya mengandung virus campak dan dapat menularkannya pada orang lain. Pencegahan penyakit ini adalah dengan melakukan vaksinasi MMR (Morbili, Mumps, Rubella) atau vaksinasi campak, gondongan, dan campak jerman.



f.          Polio

Virus polio menyebar lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses. Infeksi saluran pernapasan dapat juga menularkan penyakit polio yaitu pada awal infeksinya. Gejala dari orang yang terjangkit penyakit polio antara lain sakit kepala, demam, mual, muntah, leher dan tulang belakang yang terasa kaku, meriang. Penderita polio dapat sembuh dengan penanganan yang benar. Vaksinasi untuk penderita polio bernama salk dan sabin. Vaksin salk berguna untuk mengaktifkan pembentukan antibodi yang ada dalam serum, membuat virus jadi netral dan mencegahnya menyebar ke sistem saraf pusat. Vaksin sabin berisi virus polio yang telah dilemahkan.



g.         Ebola

Virus ebola yang ditemukan di daratan Afrika, tepatnya di daerah Zaire (sungai Ebola) dapat menjangkit manusia dan mengakibatkan kematian. Virus ini menyebar melalui kontak kulit dan cairan tubuh si sakit. Awalnya penyakit ebola menyerang sel darah putih. Kemudian tembus ke berbagai organ tubuh dan lapisan tubuh. Biasanya dalam kurun waktu satu minggu, si sakit akan mengalami pendarahan di bagian dalam tubuh serta mengalami kerusakan berbagai fungsi pada organ seperti bagian-bagian ginjal dan hati. Pada tahap ini akan muncul gejala berupa rasa lelah di seluruh badan, suhu tubuh naik, sakit kepala. pendarahan yang hebat, selanjutnya akan disertai dengan proses menggumpalnya darah penderita yang berujung pada kematian.



h.         Gondongan

Virus RNA adalah jenis virus penyebab penyakit gondong yang juga bisa menyerang pankreas, jantung, juga kelenjar parotid yang terdapat di leher. Gondongan ini berbeda dengan gondok yang disebabkan kurangnya yodium. Gondongan juga dikenal dengan nama parotitis. Gondong menyebar lewat hidung atau mulut. Sekali terserang penyakit gondong, kemungkinan tidak akan terjangkit kembali dikarenakan orang tersebut sudah mempunyai imunitas terhadap gondong.



i.           Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue (genus flavivirus) dan tersebar lewat gigitan nyamuk aides aigepty. Tanda terjangkitnya demam berdarah adalah demam tinggi, muncul bercak kemerahan di tubuh, mimisan, trombosit menurun berefek pada timbulnya pendarahan pada organ tubuh, dan dapat berakibat fatal (kematian).



j.           AIDS

Virus HIV masuk melalui peredaran darah dan menyerang sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang yang berfungsi sebagai penghasil atau produksi antibodi untuk melindungi tubuh dari serangan berbagai macam penyakit. Virus HIV ini termasuk dalam virus lisogenik. Untuk meruntuhkan pertahanan tubuh dari seorang pengidap AIDS, virus ini membutuhkan waktu kurang lebih selama delapan tahun. Apabila sudah tidak ada lagi antibodinya, benteng pertahanan tubuh penderita sudah runtuh, maka si penderita AIDS akan sangat mudah terserang bermacam jenis penyakit. Penularan virus HIV/AIDS ini melalui jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah, dan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Ibu hamil yang terkena virus ini, dapat juga menularkan ke bayi yang ada dalam kandungannya, termasuk melalui ASI (air susu ibu). Pencegahan terhadap penyakit ini antara lain dengan tidak mengkonsumsi narkoba dan melakukan seks bebas, juga pastikan donor darah yang didapat sehat dan bebas virus.



k.         Herpes Simplex

HSV atau Herpes Simplex Virus terdapat dua golongan yaitu HSV tipe 1 dan tipe 2. HSV tipe 2 menyerang membran lendir pada alat kelamin dan proses reproduksi manusia. Sedangkan untuk HSV tipe 1 menyerang area wajah (hidung, pipi, dagu, bibir, dsb). Penularan HSV tipe 2 adalah lewat hubungan seksual. Untuk HSV tipe 1 yang banyak menjangkiti anak-anak, termasuk bayi, menyebar lewat handuk, perlengkapan makan dan minum, dan ciuman.



l.           Kanker

Terdapat beberapa jenis kanker yang diakibatkan oleh virus. Virus yang DNA-nya dapat diselipkan pada genom manusia, sehingga menyebabkan sel dari seseorang yang terjangkiti virus akan terus membelah dan membentuk kanker.



m.       Pilek

Penyakit ini tentu tidak asing bagi semua orang. Pilek atau yang biasa disebut dengan selesma merupakan penyakit yang penyebabnya adalah virus dan menyebar lewat ludah penderita. Ciri dari penyakit ini dapat kita amati, yaitu mata yang berair, hidung berair atau keluarnya ingus dari hidung, susah bernapas, tenggorokan terasa kering. Penyakit ini tak berbahaya, hanya saja perlu hati-hati jika ada infeksi sekunder yang disebabkan karena bakteri.



n.         Flu Burung

Penyebab flu burung yang dapat menjangkiti manusia adalah virus H5N1. Flu burung juga mengakibatkan ayam-ayam di banyak negara, termasuk Indonesia mati. Penularan virus ini tidak bisa dari manusia ke manusia, melainkan dari udara yang terpapar virus atau melakukan kontak langsung dengan unggas yang telah terinfeksi virus flu burung. Disarankan ketika memasak hasil dari unggas seperti daging atau telur benar-benar matang, karena virus ini dapat mati ketika berada di suhu 80oC. Tanda terkena flu burung adalah mengalami demam di atas 38oC, radang paru dan infeksi saluran pernapasan atas, otot terasa nyeri.

Orang-orang yang beresiko terjangkit flu burung adalah peternak unggas, penjual unggas. Pencegahan flu burung dapat dilakukan dengan beberapa hal, seperti : setelah melakukan kontak langsung dengan unggas, segera mandi atau mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, konsumsi makanan yang tinggi nutrisi dan cukup istirahat supaya kekebalan tubuh baik, bersihkan kotoran unggas dengan teratur setiap hari, dan memasak dengan baik produk unggas seperti daging dan telur.


o.         Cacar Air

Penyakit cacar air yang menyerang anak-anak adalah cacar ringan. Ternyata virus penyebab cacar air sama dengan yang menyebabkan penyakit herpes zoster yaitu varicella zoster virus. Virus ini ada di lendir saluran napas dan beredar melalui darah kemudian menyerang kulit. Tanda terkena cacar air antara lain : mengalami demam, lalu muncul bintil gelembung yang berisi air di permukaan kulit, umumnya terasa gatal. Herpes zoster adalah infeksi yang menyerang saraf sensori, umumnya terasa pedih. Herpes zoster menyerang orang dewasa yang dahulu sudah pernah menderita cacar air. Karena virus cacar air pada dasarnya akan terus ada pada jaringan saraf dan bisa aktif lagi apabila ketahanan tubuh orang itu sedang lemah.



p.          SARS

Severe Acute Respiratory Syndrom atau SARS merupakan sindrom pernapasan akut yang parah. Corona virus penyebab SARS berasal dari sistem pernapasan mamalia seperti rakun atau musang. Tanda penyakit SARS diantaranya : mengalami diare, sakit kepala, otot nyeri, batuk kering, demam tinggi, radang paru, sulit bernapas. Penyebaran SARS dapat melalui udara, bersin dan batuk penderita, kontak langsung dengan si sakit, dan menyentuh benda yang mengandung virus tersebut. Sayangnya vaksin dan obat untuk penyakit ini belum ada, sehingga kita perlu lebih waspada dan senantiasa menjaga asupan gizi untuk memperkuat daya tahan tubuh.



2.6.      Anti Virus

Antivirus adalah sebuah agen yang membunuh virus dengan menekan kemampuan untuk replikasi, menghambat kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak diri. Misalnya, Amantadine (symmetrel) adalah sintesis antivirus dimana kerjanya menghambat multiplikasi vius influenza A. diberikan dalam waktu 24-48 jam mulai dari gejala flu, dapat mengurangi kerasnya dari  penyakit, terutama pada individu beresiko tinggi seperti orang-orang yang immunosuppressed atau di rumah sakit.



2.7.      Pencegahan dan Pengobatan Virus

2.7.1.      Pencegahan dan Pertahanan Tubuh terhadap Serangan Virus


Sebenarnya, di dalam tubuh kita ada sistem pertahanan yang dapat menyerang virus yang masuk. Ketika ada virus yang masuk, tubuh akan segera menyerangnya dengan cara sebagai berikut:

1.       Cara yang pertama adalah sel darah putih atau figosit akan segera memakan dan merusak virus. 

2.       Cara yang kedua adalah tubuh menghasilkan molekul protein yang disebut antibodi. Benda asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen. Virus juga dikenali tubuh sebagai antigen. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan terpicu memproduksi antibodi. Antibodi ini sangat spesifik dan menyerang hanya pada antigen yang memicunya.

Oleh karena virus menggunakan komponen sel untuk mereproduksi dirinya dan virus tinggal di dalam sel, maka sulit mengeliminasi virus tanpa membunuh sel. Mematikan virus sama dengan mematikan sel. Oleh sebab itu, cara paling efektif adalah melakukan vaksinasi yang mencegah sel dari inveksi virus. Pengobatan dengan antibiotik seperti yang dilakukan pada bakteri kurang baik diterapkan pada pengobatan virus karena dapat meningkatkan resistensi terhadap bakteri.

Obat-obatan antibiotik yang digunakan dalam memerangi penyakit infeksi oleh bakteri tidak dapat digunakan untuk mematikan virus. Namun jika terserang influenza kita sering diberi obat antibiotik. Sebenarnya antibiotik ini untuk mematikan bakteri penyebab infeksi sekunder yang sering menyertai penyakit oleh virus. Demikian pula obat-obatan influenza sebenarnya hanya mengobati gejalanya. Virus itu sendiri hanya dapat dilawan oleh daya tahan tubuh kita (antibodi). Oleh karena itu, jika terkena influenza, makanlah makanan yang bergizi dan beristirahatlah yang cukup.

Terbentuknya antibodi di dalam tubuh dapat dirangsang secara buatan. Untuk merangsang sel tubuh membentuk antibodi, tubuh diberi vaksin atau bibit penyakit yang dilemahkan. Setelah tubuh membentuk antibodi, tubuh akan kebal terhadap serangan penyakit. Virus juga dapat dibuat vaksin, misalnya vaksin polio, hepatitis, dan cacar. Vaksin merangsang sel-sel limfosif untuk menghasilkan antibodi. Jadi, vaksin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Pada saat ini juga telah diketahui bahwa sel-sel inang yang terinfeksi virus merangsang dengan menghasilkan protein khas yang disebut interferon. Interferon ini tidak dapat mengamankan sel dari infeksi virus. Akan tetapi, jika interferon ke luar sel dan berinteraksi dengan membran sel , maka sel-sel yang mengikat interferon ini tidak dapat diinfeksi oleh virus. Sekarang para ahli mengembangkan penelitian tentang interferon ini dalam menemukan obat anti virus.





2.7.2.      Penggolongan Obat Anti Virus




Klasifikasi penggolongan obat antivirus adalah:

a.       Antinonretovirus

1)      Antivirus untuk herves

2)      Antivirus untuk influenza

3)      Antivirus untuk HBV dan HCV

b.      Antiretrovirus

1)      Nukleuside reverse transcriptase inhibiror (NRTI)

2)      Nukleuside reverse transcriptase inhibiror (NRTI)

3)      NNRTI (non Nukleuside reverse transcriptase inhibiror)

4)      Protease inhibitor (PI)

5)      Viral entry inhibitor



Nama obat
Jenis virus
Tipe kimia
Target
Vidarabine
Herpesviruses
Analog nukleosida
Virus polymerase
Acyclovir
Herpes simplex (HSV)
Analog nukleosida
Virus polymerase
Gancyclovir and valcyte
Cytomegalovirus (CMV)
Analog nukleosida
Virus polymerase
Nucleoside-analog reverse transcriptase inhibitor (NRTI) : AZT (Zidovudine),
ddl (Didanosine),
ddC (Zalcitabine),
d4T (Stavudine),
3TC (Lamivudine)
Retroviruses (HIV)
Analog nukleosida
Reverse transcriptase
Nono-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) : Nevirapine, Delavirdine
Retroviruses (HIV)
Analog nukleosida
Reverse transcriptase
Protease inhibitor Saquinavir, Ritonavir, Indinavir, Nelfinavir
HIV
Analog peptida
HIV protease
Ribavirin
Broad spectrum : HCV, HSV, measles, mumps, Lassa fever
Triazole carboxamide
RNA mutagen
Amantadine/ Rimantadine
Influenza strains A
Tricyclic amine
Matrix protein/ haemagglitinin
Relenza and Tamiflu
Influenza strains A and B
Neuraminic acid mimetic
Neuraminidase inhibitor
Pleconaril
Picornaviruses
Small cyclic
Blocks attachment and uncoating
interferons
Hepatitis B and C
protein
Cell defense proteins activated





BAB III

PENUTUP

3.1.      Kesimpulan

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Struktur dan anatomi virus. Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu  daur litik dan  daur lisogenik.

Klasifikasi Virus diantaranya : Virus Penyerang Bakteri (Bakteriofage), Virus Protista Virus Tumbuhan, dan Virus Hewan/Manusia. Selain itu juga, virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya yaitu pada RNA dan DNA.Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus).

Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). Penyakit pada manusia akibat virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus. Selain itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.



3.2.      Saran

Agar di dalam karya tulis ini bisa bermanfaat, kami sebagai penulis menyarankan :

1.      Pastikan kita tahu tentang virus dan mengetahui cara pencegahannya

2.      Mengerti berbagai klasifikasi virus

            Kami sadari penulisan makalah ini banyak kekurangan baik dari segi bahasa maupun dari segi penulisan, karena kami masih dalam tahap belajar.